Daftar Isi [ Open ]
www.305startup.net |
Akan saya bahas satu-satu.
Bosan
Ini adalah hal yg paling mendasar di dalam diri kita, yg muncul akibat aktifitas berulang yg dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Hal ini juga dialami oleh kita sebagai desainer, dan umumnya paling sering menyerang desainer pemula. Akibatnya, kita akan menjadi malas, dan paling buruk adalah berhenti ditengah-tengah proses ilustrasi.
spinedu.com |
Keraguan
Hal ini yg cukup sering menyerang saya diawal-awal bergabung dengan SS. Keraguan cukup memberikan dampak yg besar disaat kita tengah membuat ilustrasi. Apakah bisa laku? Laku ga sih? Sudah benar ga yah? dll. Dan akhirnya berhenti mengerjakan. Saya punya lusinan gambar unfinished yg terserang penyakit ini.
bossip.files.wordpress.com |
1. Pelajari Tema baru
Tema baru bukan berarti style baru. Banyak dari kita salah mengartikan hal ini, begitu juga saya. Style baru tidak bisa diserap secara instan, butuh proses adaptasi yg tidak sebentar. Sedangkan sebagian dari kita memiliki cara menuangkan ide yg berbeda-beda dengan konsumsi waktu yg bermacam-macam. Manajemen waktu yg tidak teratur hanya akan membuat proses adaptasi terganggu.
Bagaimana cara memaksimalkan tema baru dengan style kita?
Kita sudah tahu caranya, namun sebagian kita banyak yg sulit untuk memulainya. Entah karena malas, ragu atau kita hanya mencari-cari alasan dengan bertanya kesana dan kemari. Style kita adalah sebuah habit teraman yang paling kita bisa, seraplah ilmu dari tema-tema baru yang telah kita observasi. Baik itu dari buku, atau pun gambar yang telah kita lihat. Catat lalu renungkan, biarkan otak anda mengalirkan ide-ide dan mengimajinasikan semua informasi itu. Lalu tuangkan dalam media. Voila, itulah karya original anda.
2. Stalking
Stalking tidak selamanya buruk, jika kita tidak mengusik target kita dan menjiplak karya mereka. Yang baik seperti apa? Ada istilah dalam dunia desain, ATM (Amati Tiru Modifikasi) mungkin terkesan agak sedikit menjiplak kedengarannya. Namun sebaiknya bila kita tidak bisa merombak total ATM akan menjerumuskan kita pada similaritas sebuah karya, yang artinya hanya membuat karya kelas 2, yang tentunya jauh dari kesan baik.
Lalu ATM seperti apa sebaiknya?
Amati : Dalam proses ini bukan berarti hanya melihat, namun baiknya ambil dari beberapa karya bertema sejenis. Pelajari pola dan kesan pertama kita saat melihat karya mereka. *kesan pertama kita adalah cerminan kesan pertama buyer* Baik buruknya karya tergantung dari penyampaiannya. Observasi karya tersebut, mengapa bisa begitu menarik, carilah dari berbagai referensi.
Tiru : Proses inilah yang rentan penjiplakkan. Mengapa? Jika meniru mulai dari style, tema, hingga ke isi-isinya, lalu apa bedanya? Tirulah temanya saja. Hal inilah yg sering saya lakukan, mengapa tema? Ya tema lah yang mengelompokkan karya kita, bukan stylenya karena tiap orang punya gayanya masing-masing meskipun tergolong dalam sebuah style majemuk tertentu. Buatlah sketsa dari proses selanjutnya, itu lebih baik.
Modifikasi : Tahap akhir ini sebenarnya sudah kita terapkan jika kita melakukan proses amati dan tiru yang baik. Kita hanya perlu membiarkan otak kita mengalirkan ide-ide yang terlintas.
3. Buat jadwal
Buatlah jadwal yang tertata rapi, namun jangan lupa untuk menjalankan jadwal tersebut. Keteraturan akan membuat kita disiplin. Mungkin terdengar sepele bagi beberapa orang, namun buat saya sesuatu yang terorganisir akan lebih mudah untuk dievaluasi hasilnya sehingga kita dapat mengukur sejauh mana kemampuan kita akan berkembang. Apakah meningkat atau malah menurun.
Hal-hal diatas adalah beberapa hal yang saya patuhi dalam mendesain. Yaa, meskipun terkadang juga ada kalanya saya melalaikan hal-hal diatas, hehe. 👀
Hal baik yang terasa berat saat kita kerjakan, adalah bukti bahwa hal tersebut akan memberikan hal hebat nantinya. So, nikmati saja prosesnya. Dan hasil adalah bonus atas kerja keras kita.
Sekian.
Jangan lupa like Fanpage nya yah, hehe. :D
Selanjutnya, kupas tuntas Shutterstock Part 6.
Baca kupas tuntas Shutterstock Part 4 disini.