Daftar Isi [ Open ]
XtreemOS adalah Sistem Operasi berbasis Linux, mendukung
Organisasi Virtual atau
Grid Computing platform.
XtreemOS
dikembangkan sejak tahun 2006 oleh sebuah konsorsium XtreemOS yang terdiri dari 19 institusi penelitian dan
partner
industri Eropa. Proyek ini dikoordinasi olehInstitut National de Recherche en
Informatique et en Automatique (INRIA) Perancis dan dibiayai menggunakan dana
dari Uni-Eropa.
The XtreemOS adalah Sistem Operasi yang bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai macam
perangkat sebagai platform komputasi tunggal, dari yang mobile hingga kelompok besar. Terdapat tiga target yang berbeda dari Sistem Operasi
XtreemOS Targetnya 1) sumber daya komputasi konvensional,
2) Single-Sistem-Image cluster dan 3) perangkat mobile berbasis Linux. Arsitektur
perangkat lunak secara keseluruhan dari platform komputasi yang terstruktur, disusun atas dua lapisan perangkat lunak utama. Satu
(XtreemOS-F) mendukung platform lokal, dan spesifik perangkat, dan yang kedua
(XtreemOS-G) mengurus tingkat jaringan dan mengintegrasikan perangkat yang
berbeda menjadi sebuah platform komputasi tunggal.
XtreemOS ditangani tantangan untuk mengembangkan platform
komputasi sumber pertama planet-skala, dapat diandalkan dan terbuka,
mengeksploitasi dukungan aman dan terukur untuk Organisasi Virtual untuk
memungkinkan sumber daya federasi.
Tujuan dari proyek ini, selain mengembangkan platform,
juga untuk mendorong komunitas pengembang, yang mengeksploitasi ekstensi
XtreemOS ke Linux dan memelihara mereka. Ini memotivasi banyak pilihan desain
proyek, yang bertujuan untuk meringankan interaksi dengan komunitas open source
dan mengadopsi praktik terbaik.
Tantangan utama bagi XtreemOS adalah memberikan kemudahan
yang sebanding dengan penggunaan, kemudahan
administrasi, dan keandalan sebagai Sistem Operasi biasa, sementara
memanfaatkan platform heterogen dan di mana-mana dengan kinerja tinggi dan
skalabilitas. XtreemOS sedang menangani
kebutuhan untuk mengembangkan platform komputasi berbasis open source untuk Masa
Depan Internet (terutama IaaS).
XtreemOS, adalah
sebuah Sistem Operasi Grid open source berbasis Linux yang telah dirilis sampai
versi 2.1 dan menyediakan media instalasi untuk membangun Grid Computing
menjadi sistem yang memiliki kemampuan seperti Super Computer. XtreemOS dapat
diinstalasi sebagai sistem Cluster atau dengan dukungan nativ untuk virtual
organizations (VO) dapat dijalankan di aneka jenis platform termasuk PC,
Laptops dan perangkat mobile. Semua fitur Grid Middleware yang terintegrasi ke
dalam OS tersedia untuk pengguna.
Versi XtreemOS 2.1
yang baru dirilis, menyertakan sebuah installer baru dengan perkakas
xosautoconfig yang dapat bekerja otomatis dan menyederhanakan proses instalasi.
Sistem berkas terredistribusi XtreemFS yang disertakan telah ditingkatkan ke versi
1.2 (dengan julukan: Luscious Lebkuchen). Bersama XOSAGA dimungkinkan aplikasi
yang kompatibel dengan SAGA (Simple API for Grid Applications) tanpa perubahan
dijalankan di XtreemOS. Bersama versi ini juga tersedia versi ExtreemOS yang
dapat dijalankan di perangkat mobile seperti Smartphones dan Internet-Tablets.
Implementasi dari
sistem operasi Grid seperti ini, menurut keterangan di websiteXtreemOS.eu
memberikan sejumlah tantangan baru antara lain:
·
Scalability: mampu mendukung ratusan ribu simpul (node) dan
jutaan pengguna (user) yang wira-wiri bergabung maupun meninggalkan sistem
Grid,
·
Transparency: menyembunyikan kompleksitas dari Grid seraya
mendistribusikan layanan sistem operasi dimungkinkan menjalankan aplikasi yang
ada dan baru secara berkesinambungan,
·
Interoperability: memenuhi semua standard utama seperti POSIX dan
SAGA,
·
Dependability: menyediakan kehandalan dan ketersediaan yang tinggi
melaluicheckpointing and replikasi,
·
Security: memastikan kepercayaan dan integritas dapat diatur berdasarkan kebijakan
dan dapat dikustomisasi.
Solusi Grid bebas
XtreemOS ini menganut lisensi GPLv2 dan dikembangkan menggunakanMandriva Linux
2009.0 sebagai basis.
Sekarang kita masuk ke Grid. Pada kasus tertentu, ada kalanya sebuah
organisasi menjalankan proses komputasi yang sangat kompleks yang menggunakan
dan atau menghasilkan informasi dalam jumlah yang sangat besar. Dengan
teknologi yang ada saat ini, pemrosesan dan penyimpanan informasi seperti ini
"tidak mungkin" dilakukan oleh satu mesin. Coba bayangkan, berapa
prosesor dan storage yang dibutuhkan?? Karena itulah muncul Grid sebagai
solusinya.
Inti dari Grid computing adalah untuk mencapai performa dan hasil yang lebih baik dengan cara memanfaatkan sumber daya komputasi dari berbagai organisasi yang berbeda secara bersama-sama. Ian Foster memberikan sebuah definisi tentang sistem Grid, "A grid is a system that coordinates resources that are not subject to centralized control.. using standard, open, general-purpose protocols and interfaces.. to deliver nontrivial qualities of service".
Berdasarkan definisi Ian Foster, sebuah sistem dapat disebut sebagai Grid jika sumber daya komputasi (resources) yang ada di dalamnya "tidak" dikelola secara terpusat. Sederhananya, terdapat beberapa organisasi berbeda yang masing-masing mengelola resource miliknya. Nantinya, resources dari beberapa organisasi tersebut secara dinamis akan dikelompokkan dalam sebuah Virtual Organizations (VO), untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Dalam implementasinya, resources yang digunakan di dalam sebuah sistem Grid tidaklah sedikit dan sifatnya pun heterogen. Karena itu, dibutuhkan interface dan protokol standar yang bersifat terbuka. Dengan cara inilah, resources yang ada tersebut dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan proses komputasi tertentu.
Inti dari Grid computing adalah untuk mencapai performa dan hasil yang lebih baik dengan cara memanfaatkan sumber daya komputasi dari berbagai organisasi yang berbeda secara bersama-sama. Ian Foster memberikan sebuah definisi tentang sistem Grid, "A grid is a system that coordinates resources that are not subject to centralized control.. using standard, open, general-purpose protocols and interfaces.. to deliver nontrivial qualities of service".
Berdasarkan definisi Ian Foster, sebuah sistem dapat disebut sebagai Grid jika sumber daya komputasi (resources) yang ada di dalamnya "tidak" dikelola secara terpusat. Sederhananya, terdapat beberapa organisasi berbeda yang masing-masing mengelola resource miliknya. Nantinya, resources dari beberapa organisasi tersebut secara dinamis akan dikelompokkan dalam sebuah Virtual Organizations (VO), untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Dalam implementasinya, resources yang digunakan di dalam sebuah sistem Grid tidaklah sedikit dan sifatnya pun heterogen. Karena itu, dibutuhkan interface dan protokol standar yang bersifat terbuka. Dengan cara inilah, resources yang ada tersebut dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan proses komputasi tertentu.
Tentu saja, Grid tidak sesederhana seperti yang
mungkin kita bayangkan. Misalnya, bagaimana cara untuk memastikan bahwa
resources yang ada hanya dapat diakses oleh user yang sah? Sistem Grid juga
memerlukan banyak sekali service agar resources yang ada dapat saling
berkoordinasi, seperti job schedulers, resource managers, information services,
dll. Hal-hal inilah yang menjadi cakupan pembahasan dari Grid Computing.
Jadi secara garis
besar, Grid
Computing atau disebut juga Komputasi Grid adalah penggunaan sumber daya yang
melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis
untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar. Semakin cepat jalur
komunikasi terbuka, maka peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari
sumber-sumber komputasi yang terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan
demikian, skala komputasi terdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis
lebih jauh lagi, melintasi batas-batas domain administrasi yang ada.
Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan
mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan
pustaka parallel.
Berikut ini adalah beberapa konsep dasar dari Komputasi
Grid :
·
Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara
lokal·
·
Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan
dan mekanisme berbeda, mencakup sumber
daya komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda,
·
Sistem storage berbeda pada node berbeda,
Kebijakan berbeda dipercayakan kepada
user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.·
·
Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna
dapat sering berubah·
Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas
elektronik, di internet) Tiga
hal yang di-sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network
dan Proses.
Kesimpulan dari Komputasi
Grid adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang
terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan
komputasi dalam skala besar.Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin
berkembangnya grid computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi
yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar.
Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang
mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan
pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan
adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan
eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.Konsep dan teknologi
yang terkait dengan grid computing antara lain e-science dan grid semantik.
Referensi